puisi-puisi Buletin Edisi Haul Akbar
Penjara
Suci
Sebuah rumah yang berdiri kokoh..
Beratap do’a beralas asa..
Bertiang petuah, berpondasi suka cita..
Ada
rindu yang jadi pelengkap pintu
Ada
berbagi yang jadi perantara mimpi
Ada
kompas yang senantiasa membenahi
Juga
ada peta tua yang jadi pedoman raga
Peduli..
Shodaqoh tak terganti..
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
Memupuk konsolidasi dalam diri
Tak ada musuh, hanya ada kawan sejati
Tak ada asing, hanya ada kerabat satu nurani
Mimpi
boleh berbeda,
Tapi
harap dan penantian kita sama
Beramal
ilmiah, berilmu amaliyah yang barokah..
Disini tempat kami menyatukan hati
Tempat kami mengikat mimpi
Penjara suci keringat sang kyai
By : Nalaili
al-mubiin
Santri
Pembeajaran para pembesar telah dikuatkan
Ketika sang putih dinaikkan
Kamilah peneriak paling lantang
Dalam jiwa-jiwa muda, hasrat,
Keadilan terus menghuncam
Menuntut kemakmuran
Mengais keselarasan
Oh dunia
Kami terdidik dalam cambuk sang wibawa
Dibalut perban setumpuk rindu pembesar jiwa
Bukan perompak, bukan penjajah
Ketika makanan jadi satu
Dan air dibagi dua
Solidaritas pun dijunjung tinggi
Wahai..
Bukankah itu menjadi kebanggaan tersendiri
Lantas kenapa merasa malu?
Kami berprinsip meski tak berarsip
Kita bermoral meski Kalah akal
Satu keluarga bak seikat sapu ijuk
Sehati selara bak saudara jari telunjuk
Kami berseteru
Bertaruh menimba ilmu bersatu
Demi janji tuhan
Menuntut kemanfaatan
Mengais keberkahan
By : Maulidia sari
Santri
Tetap berusaha untuk jadi santri
Selalu berusaha untuk antri
Tak luput dari ngaji
Dan tak lupa pada sang Illahi
Oh santri..
Kau belajar tanpa henti
Setiap hari setiap waktu kau
Menyempatkan dirimu untuk beraktivitas
Tak kenal lelah
Tak pernah pasrah
Selalu berjuang, berjuang, dan tetap berjuang
Berkorban demi ilmu
by : Nyi'moen
Komentar
Posting Komentar